Wednesday, February 3, 2016

Sejarah Jalan Daendels dan Efek Domino (NARASI)

Seru sekali jika Anda membaca mengenai sejarah. Bayangkan sebuah domino yang ditumpuk satu sama lain, kemudian dijatuhkan. Sama seperti domino, setiap peristiwa yang berlangsung di suatu belahan bumi, akan mempengaruhi terjadinya peristiwa di belahan bumi lainnya. 

Contohnya adalah pembangunan Jalan Daendels. Kita semua tahu kalau peristiwa ini adalah salah satu sejarah kelam Indonesia. Ratusan ribu masyarakat pribumi mati dikorbankan secara mengenaskan dalam sebuah bentuk kekejaman bernama kerja rodi.

Banyak sekali ironi seputar jalan ini.
Pertama, meskipun pada dasarnya jalan Daendels dibangun untuk mendukung mobilisasi pasukan Belanda (Dutch) dalam menyingkirkan Inggris (British) dari pulau Jawa, nyatanya prosesnya justru menjadi sebuah senjata makan tuan. Pemimpin – pemimpin daerah berbalik membantu Inggris untuk melawan Belanda. Kedua, kini jalan ini jadi salah satu warisan berharga masa penjajahan Belanda. Kini, ia dikenal sebagai Jalur Pantura, yang mana merupakan jalur arteri di Indonesia.

Sejarah jalan Daendels sendiri dapat dilacak dari penggagasnya, dimana namanya terabadikan: Herman Willem Daendels. Ia adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Indonesia kala itu) tahun 1808-1811 yang memerintahkan pembangunan Great Post Road (Jalan Daendels). Dia dikirim ke Hindia Belanda oleh Raja Belanda yang kala itu berkuasa, Louis Bonaparte. Bonaparte adalah nama keluarga bangsawan Perancis. Lho, kok bisa seorang bangsawan Perancis memerintah Belanda? Ternyata, pada tahun 1806, Belanda ada di dalam kuasa Kekaisaran Perancis. Kaisar Napoleon Bonaparte mengirim adiknya untuk memerintah Belanda. Dan Daendels adalah pemimpin batalion Louis Bonaparte. 

Kemudian Perancis berupaya menginvasi Rusia, Napoleon meminta kiriman pasukan dari negara-negara sekutu bentukannya, termasuk Belanda. Namun Louis menolak mentah-mentah perintah saudaranya. Napoleon kemudian menuduh Louis lebih mengutamakan kepentingan Belanda di atas Perancis. Akibatnya, pasukan Perancis ditarik mundur dari Belanda. Menyisakan kekosongan pertahanan yang kemudian dimanfaatkan Inggris sebagai upaya untuk menaklukkan daerah-daerah di perbatasan Belanda. Masuklah Inggris. Akan tetapi Perancis ternyata sudah menyiapkan 80.000 pasukannya untuk merebut kembali Belanda, kali ini secara de facto. Belanda akhirnya jatuh ke tangan Napoleon pada 1 Juli 1810. Rezim Louis dihentikan oleh Napoleon. Napoleon menuding saudaranya itu tidak sanggup mempertahankan Belanda.

Dengan berakhirnya rezim Louis, Pada tahun 1811, Daendels ditarik mundur dari Hindia Belanda. Dia memimpin pasukan Napoleon dalam upaya menaklukkan Rusia. Namun ketika Napoleon berhasil dikalahkan di Waterloo, Belanda kembali merdeka. Bagaimana nasib Daendels? Daendels menawarkan jasanya pada Raja Willem I. Namun Raja Belanda ini tidak terlalu suka dengan Daendels. Ia kemudian menugaskannya sebagai Gubernur Jenderal di Ghana meskipun ia tahu betul tentang konflik dan stabilitas ekonomi negara ini. Karma berbicara. Malaria mengalahkan Daendels pada 8 Mei 1818. Sama seperti bagaimana malaria merenggut ribuan pekerja Jalan Daendels yang kini jalurnya masih berdiri kokoh di pulau Jawa, menyokong perekonomian Indonesia.

Sumber: Wikipedia

No comments:

Post a Comment